Kepemimpinan
Teori dan
Arti Penting Kepemimpinan
Arti dari
kepemimpinan
Kepemimpinan
adalah kemampuan yang
sanggup meyakinkan orang
lain supaya bekerjasama
dibawah pimpinannya sebagai
suatu tim untuk
mencapai tujuan tertentu.
Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah
‘melakukannya dalam kerja’
dengan praktik seperti
pemagangan pada seorang seniman ahli,
pengrajin, atau praktisi.
Dalam hubungan ini
sang akhil diharapkan
sebagai bagian dari perannya
memberikan pengajaran/intruksi.
Teori dari
kepemimpinan
Teori
kepemimpinan dalam organisasi
telah berevolusi dari
waktu ke waktu
ke dalam berbagai jenis dan
merupakan dasar terbentuknya
suatu kepemimpinan. Setiap
teori menyediakan gaya
yang efektif dalam organisasi.
Banyak penelitian manajemen
telah menemukan solusi
kepemimpinan yang sempurna. Hal
ini menganalisis sebagian
besar teori terkemuka
dan mengeksplorasinya. Dalam
teori kepemimpinan, ada beberapa
macam teori di
antaranya:
A.
Teori Great
Man
Teori ini mengatakan
bahwa pemimpin besar
(great leader) dilahirkan,
bukan dibuat (leader
are born, not made).
Dilandasi oleh keyakinan
bahwa pemimpin merupakan
orang yang memiliki sifat-sifat luar biasa
dan dilahirkan dengan
kualitas istimewa yang
dibawa sejak lahir
dan ditakdirkan menjadi seorang pemimpin
di berbagai macam
organisasi. Orang yang
memiliki kualitas dapat
dikatakan orang yang sukses
dan disegani oleh
bawahannya serta menjadi
pemimpin besar.
Teori great man didasarkan pada
gagasan bahwa setiap
kali ada kebutuhan
kepemimpinan, maka munculah
seorang manusia yang luar
biasa dan memecahkan
masalah. Konsep kepemimpinan
pada teori ini yang
disebut orang besar
adalah atribut tertentu
yang melekat pada
diri pemimpin atau
sifat personal, yang membedakan
antara pemimpin dan
pengikutnya.
B.
Teori
Sifat
Teori sifat kepemimpinan
membedakan pada pemimpin
dari mereka yang bukan pemimpin dengan cara berfokus
pada berbagai sifat
dan karakteristik pribadi
masing-masing. Pada teori
ini bertolak dari dasar
pemikiran bahwa keberhasilan
seorang pemimpin ditentukan
oleh sifat-sifat atau
ciri-ciri yang dimilikinya.
Dalam mencari ciri-ciri kepemimpinan
yang dapat diukur,
para peneliti menggunakan
dua pendekatan yaitu
mereka berusaha
membandingkan ciri-ciri dari
dua orang yang
muncul sebagai pemimpin
dengan ciri-ciri yang tidak
demikian dan mereka
membandingkan ciri pemimpin
yang efektif dengan ciri-ciri pemimpin
yang tidak efektif. Menurut
Ronggowarsito, menjelaskan bahwa
seorang pemimpin harus
memiliki Hastabrata, yaitu delapan
sifat unggul seorang
pemimpin yang dikaitkan
dengan sifat-sifat alam
di antaranya:
a.
Bagaikan
kartika atau bintang Menjadi pusat
pandangan sebagai sumber
kesusilaan, menjadi kiblat
ketauladanan dan menjadi sumber pedoman.
b.
Bagaikan
meja atau awan Menciptakan kewibawaan,
mengayomi meneduhi sehingga
semua tindakan menimbulkan ketaatan.
c.
Bagaikan
bumi Teguh, kokoh pendiriannya
dan bersahaja dalam
ucapannya.
d.
Bagaikan
samudra Luas pandangan, lebar
dadanya, dan dapat
membuat rakyat seiya
sekata.
e.
Bagaikan
hagni atau api Adil,
menghukum tanpa memandang
bulu, yang salah
menjalankan hukuman dan
yang baik mendapat pahala. F. Bagaikan bayu
atau angin Adil, jujur,
terbuka dan tidak
ragu-ragu.
C.
Teori
Perilaku
Teori perilaku disebut
juga dengan teori
sosial dan merupakan
sanggahan terhadap teori
great man. Pemimpin itu
harus disiapkan, dididik
dan dibentuk tidak
dilahirkan begitu saja
(leaders are made,
not born). Setiap orang
bisa menjadi pemimpin,
melalui usaha penyiapan
dan pendidikan serta
dorongan oleh kemauan sendiri. Dalam hal
ini, pemimpin mempunyai
deskripsi perilaku:
a.
Konsiderasi
dan struktur inisiasi Perilaku seorang
pemimpin yang cenderung
mementingkan bawahan memiliki
ciri-ciri ramah tamah, mau
berkonsultasi, mendukung, membela,
mendengarkan, menerima usul
dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta
memperlakukannya setingkat dirinya.
b.
Berorientasi
kepada bawahan dan
produksi Perilaku pemimpin yang
berorientasi yang berorientasi
kepada bawahannya ditandai
oleh penekanan pada hubungan
atasan-bawahan, perhatian pribadi
pemimpin pada pemuasan kebutuhan
bawahan serta menerima
perbedaan kepribadian, kemampuan
dan perilaku bawahan.
D.
Teori
Kepemimpinan Situasional
Teori kepemimpinan situasional
adalah suatu pendekatan
terhadap kepemimpinan yang menganjurkan pemimpin
untuk memahami perilaku
bawahan, dan situasi
sebelum menggunakan perilaku kepemimpinan
tertentu. Pendekatan ini
menghendaki pemimpin untuk
memiliki kemampuan diagnosa dalam
hubungan antara manusia
(Monica, 1998). Dalam
teori ini dijelaskan
bahwa seorang pemimpin
memilih tindakan terbaik
berdasarkan variabel
situasional.Seorang pemimpin yang
efektif dalam teori
ini harus bisa
memahami dinamika situasi
dan menyesuaikan
kemampuannya dengan dinamika
situasi yang ada.
TIPOLOGI KEPEMIMPINAN
Tipologi kepemimpinan disusun dengan titik tolak interaksi
personal yang ada dalam kelompok . Tipe-tipe pemimpin dalam tipologi ini dapat
dikelompokkan dalam kelompok tipe berdasarkan jenis-jenisnya antara lain:
1.
Tipe Otokratis.
Seorang pemimpin yang otokratis
ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut: Menganggap
organisasi sebagai pemilik pribadi, Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan
organisasi, Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, Tidak mau menerima
kritik, saran dan pendapat, Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya,
Dalam tindakan pengge-rakkannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung
unsur paksaan dan bersifat menghukum.
2.
Tipe Militeristis
Perlu diperhatikan terlebih
dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda
dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe
militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut : Dalam
menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan, Dalam
menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya, Senang
pada formalitas yang berlebih-lebihan, Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku
dari bawahan, Sukar menerima kritikan dari bawahannya, Menggemari
upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3.
Tipe Paternalistis.
Seorang pemimpin yang tergolong
sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai
berikut : menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu
melindungi (overly protective), jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya
untuk mengambil keputusan, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengambil inisiatif, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.
4.
Tipe Karismatik.
Hingga sekarang ini para ahli
belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki
karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang
amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat
besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa
mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang
sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering hanya
dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supra
natural powers). Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan
sebagai kriteria untuk karisma. Gandhi bukanlah seorang yang kaya, Iskandar
Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat, John F Kennedy adalah seorang
pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya masih muda pada waktu terpilih
menjadi Presiden Amerika Serikat. Mengenai profil, Gandhi tidak dapat digolongkan
sebagai orang yang ‘ganteng”.
5.
Tipe Demokratis.
Pengetahuan tentang kepemimpinan
telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat
untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki
karakteristik sebagai berikut : dalam proses penggerakan bawahan selalu
bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di
dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi
dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya, senang menerima
saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya, selalu berusaha
mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan, ikhlas
memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan
yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang
sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain, selalu berusaha
untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya, dan berusaha
mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEPEMIMPINAN
Dalam melaksanakan tugas kepemimpinan mempengaruhi orang
atau kelompok menuju tujuan tertentu, kita pemimpin, dipengaruhi oleh beberapa
factor. Factor-faktor itu berasal dari diri kita sendiri, pandangan kita
terhadap manusia, keadaan kelompok dan situasi waktu kepemimpina kita
laksanakan. Orang yang memandang kepemimpinan sebagai status dan hak untuk
mendapatkan fasilitas, uang, barang, jelas akan menunjukkan praktek
kepemimpinan yang tidak sama dengan orang yang mengartikan kepemimpinan sebagai
pelayanan kesejahteraan orang yang dipimpinnya. Factor-faktor yang berasal dari
kita sendiri yang mempengaruhi kepemimpinan kita adalah pengertian kita tentang
kepemimpinan, nilai atau hal yang kita kejar dalam kepemimpinan, cara kita
menduduki tingkat pemimpin dan pengalaman yang kita miliki dalam bidang
kepemimpinan.
IMPLIKASI MANAJERIAL
KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI
Sebab yang terjadi bila implikasi manajerial kepemimpinan
dalam organisasi adalah akan menciptakan kepemimpinan yang baik karna adanya
proses manajemen yang direncakan, karena induk dari sebuah perusahaan adalah
pemimpin jadi bila pemimpin nya berkualitas maka perusahaan tersebut akan
menjukukan kualitasnya.
Sumber :
http://www.kajianpustaka.com/2012/11/pemimpin-dan
kepemimpinan.html#.UWIpo6KBnvs.kepemimpinan.html#.UWlPo6KBnvs
http://mapelz.blogspot.com/2012/11/faktor-faktor-dalam-kepemimpinan.html
http://ardiprawiro.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/41189/Bab+4+TOU+2.pdf
Komentar
Posting Komentar