Budaya, Kreativitas Dan Inovasi
Budaya, Kreativitas Dan Inovasi
Budaya adalah suatu
cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi.Budaya terbentuk dari banyak unsur yang
rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,
pakaian, bangunan, dan karya seni.
Kreativitas adalah
kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara baru dalam pemecahan
masalah dan menemukan peluang (thinking new thing).
Sedangkan inovasi
adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka pemecahan masalah
dan menemukan peluang (doing new thing).
A.PENGERTIAN dan FUNGSI BUDAYA ORGANISASI
Pengertian Budaya Organisasi
Dalam buku Handbook of
Human Resource Management Practice oleh Michael Armstrong pada tahun 2009,
budaya organisasi atau budaya perusahaan adalah nilai, norma, keyakinan, sikap
dan asumsi yang merupakan bentuk bagaimana orang-orang dalam organisasi berperilaku
dan melakukan sesuatu hal yang bisa dilakukan.
Dalam kehidupan
masyarakat sehari-hari tidak terlepas dari ikatan budaya yang diciptakan.
Ikatan budaya tercipta oleh masyarakat yang bersangkutan, baik dalam keluarga,
organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya membedakan masyarakat satu dengan yang
lain dalam cara berinteraksi dan bertindak menyelesaikan suatu pekerjaan.
Budaya mengikat anggota kelompok masyarakat menjadi satu kesatuan pandangan
yang menciptakan keseragaman berperilaku atau bertindak. Seiring dengan
bergulirnya waktu, budaya pasti terbentuk dalam organisasi dan dapat pula
dirasakan manfaatnya dalam memberi kontribusi bagi efektivitas organisasi
secara keseluruhan.
Budaya organisasi
dapat mempengaruhi cara orang dalam berperilaku dan harus menjadi patokan dalam
setiap program pengembangan organisasi dan kebijakan yang diambil. Hal ini
terkait dengan bagaimana budaya itu
mempengaruhi organisasi dan bagaimana suatu budaya itu dapat dikelola oleh
organisasi. Berikut ini dikemukakan beberapa pengertian budaya organisasi
menurut beberapa ahli :
a. Menurut Wood, Wallace, Zeffane,
Schermerhorn, Hunt, Osborn (2001:391), budaya organisasi adalah sistem yang
dipercayai dan nilai yang dikembangkan oleh organisasi dimana hal itu menuntun
perilaku dari anggota organisasi itu sendiri.
b.
Menurut
Tosi, Rizzo, Carroll seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:263), budaya
organisasi adalah cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan
pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian
organisasi.
c.
Menurut
Robbins (1996:289), budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama yang dianut
oleh anggota-anggota organisasi itu.
d.
Menurut
Schein (1992:12), budaya organisasi adalah pola dasar yang diterima oleh
organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah, membentuk karyawan yang
mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mempersatukan anggota-anggota
organisasi. Untuk itu harus diajarkan kepada anggota termasuk anggota yang baru
sebagai suatu cara yang benar dalam mengkaji, berpikir dan merasakan masalah
yang dihadapi.
e.
Menurut
Cushway dan Lodge (GE : 2000), budaya organisasi merupakan sistem nilai
organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan dan cara para
karyawan berperilaku. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan budaya
organisasi dalam penelitian ini adalah sistem nilai organisasi yang dianut oleh
anggota organisasi, yang kemudian mempengaruhi cara bekerja dan berperilaku
dari para anggota organisasi.
f.
Schein
(1992) memandang budaya organisasi sebagai suatu pola asumsi-asumsi mendasar
yang dipahami bersama dalam sebuah organisasi terutama dalam memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi. Pola-pola tersebut menjadi sesuatu yang pasti
dan disosialisasikan kepada anggota-anggota baru dalam organisasi.
Fungsi Budaya Organisasi
• Budaya mempunyai
peranan pembeda atau tapa batas, artinya budaya menciptakan pembedaan yang
jelas antara satu organisasi dengan yang lain.
• Budaya memberikan
rasa identitas ke anggota-anggota organisasi.
• Budaya mempermudah
timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri
pribadi seseorang.
• Budaya itu
meningkatkan kemantapan sistem sosial.
Menurut Robbins (1996
: 294), fungsi budaya organisasi sebagai berikut :
• Budaya menciptakan
pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain.
• Budaya membawa suatu
rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
• Budaya mempermudah
timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan
diri individual seseorang.
• Budaya merupakan
perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan
standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan.
• Budaya sebagai
mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta
perilaku karyawan.
B.TIPOLOGI BUDAYA ORGANISASI
Pengertian Tipologi
merupakan suatu pengelompokan bahasa berdasarkan ciri khas tata kata dan tata
kalimatnya (Mallinson dan Blake,1981:1-3).
Tipologi budaya
organisasi bertujuan untuk menunjukkan aneka budaya organisasi yang mungkin ada
di realitas, Tipologi budaya organisasi dapat diturunkan dari tipologi
organisasi misalnya dengan membagi tipe organisasi dengan membuat tabulasi
silang antara jenis kekuasaan dengan jenis keterlibatan individu di dalam
organisasi.
Jenis kekuasaan dan
keterlibatan individu dalam organisasi dibagi menjadi :
1. Koersif
2.
Remuneratif
3. Normatif
•
Organisasi
Koersif adalah organisasi di mana para anggota organisasi harus mematuhi apapun
peraturan yang diberlakukan.
•
Organisasi
Utilitarian adalah organisasi di mana para anggota diperlakukan secara adil
dalam pekerjaan dan hasil sesuai dengan standart atau ketentuan yang yang
disepakati bersama oleh anggota organisasi
•
Organisasi
Normatif adalah organisasi di mana para anggota organisasinya memberikan
kontribusi tinggi pada komitmen karena menganggap organisasi adalah sama dengan
tujuan diri mereka sendiri.
C.KREATIVITAS INDIVIDU dan TIM PROSES INOVASI
Inisiatif individual
adalah seberapa jauh inisiatif seseorang dikehendaki dalam perusahaan. Hal ini
meliputi tanggung jawab, kebebasan dan independensi dari masing-masing anggota
organisasi, dalam artian seberapa besar seseorang diberi wewenang dalam melaksanakan
tugasnya, seberapa berat tanggung jawab yang harus dipikul sesuai dengan
kewenangannya dan seberapa luas kebebasan mengambil keputusan.
Toleransi terhadap
risiko, menggambarkan seberapa jauh sumber daya manusia didorong untuk lebih
agresif, inovatif dan mau menghadapi risiko dalam pekerjaannya. Pengarahan, hal
ini berkenaan dengan kejelasan sebuah organisasi dalam menentukan objek dan
harapan terhadap sumber daya manusia terhadap hasil kerjanya. Harapan tersebut
dapat dituangkan dalam bentuk kuantitas, kualitas dan waktu.
Integrasi adalah
seberapa jauh keterkaitan dan kerja sama yang ditekankan dalam melaksanakan
tugas dari masing-masing unit di dalam suatu organisasi dengan koordinasi yang
baik. Dukungan manajemen, dalam hal ini seberapa jauh para manajer memberikan
komunikasi yang jelas, bantuan, dan dukungan terhadap bawahannya dalam
melaksanakan tugasnya.
Pengawasan, meliputi
peraturan-peraturan dan supervisi langsung yang digunakan untuk melihat secara
keseluruhan dari perilaku karyawan. Identitas, menggambarkan pemahaman anggota
organisasi yang loyal kepada organisasi secara penuh dan seberapa jauh
loyalitas karyawan tersebut terhadap organisasi.
Sistem penghargaan pun
akan dilihat dalam budaya organisasi, dalam arti pengalokasian “reward”
(kenaikan gaji, promosi) berdasarkan kriteria hasil kerja karyawan yang telah
ditentukan. Toleransi terhadap konflik, menggambarkan sejauhmana usaha untuk
mendorong karyawan agar bersikap kritis terhadap konflik yang terjadi.
Karakteristik yang terakhir adalah pola komunikasi, yang terbatas pada hierarki
formal dari setiap perusahaan.
Kreativitas dengan
inovasi itu berbeda. Kreativitas
merupakan pikiran untuk menciptakan sesuatu yang baru, sedangkan
inovasi adalah melakukan sesuatu yang baru. Hubungan keduanya
jelas. Inovasi merupakan aplikasi praktis dari kreativitas. Dengan kata lain, kreativitas bisa merupakan
variabel bebas, sedangkan inovasi adalah variabel tak bebas. Dalam praktek
bisnis sehari-hari, ada perencanaan yang meliputi strategi,
taktik, dan eksekusi. Dalam
pitching konsultansi atau agency,
sering terdengar keluhan bahwa secara konseptual apa yang disodorkan agency bagus, tetapi strategi itu
tak berdampak pada perusahaan
karena mandek di tingkat
eksekusi. Mengapa? Sebab,
strategi bisa ditentukan oleh seseorang, tetapi
eksekusinya harus melibatkan
banyak orang, mulai dari atasan
hingga bawahan. Di sinilah mulai ada gesekan antarkaryawan, beda
persepsi hingga ke sikap penentangan.
Itu sebabnya, tak ada
perusahaan yang mampu berinovasi secara
konsisten tanpa dukungan karyawan yang bisa memenuhi
tuntutan persaingan. Hasil pengamatan kami menunjukkan,
perusahaan-perusahaan inovator sangat
memperhatikan masalah pelatihan karyawan, pemberdayaan, dan juga sistem
reward untuk meng-create daya pegas inovasi.
Benih-benih inovasi akan tumbuh baik
pada perusahaan-perusahaan yang selalu menstimulasi karyawan, dan mendorong
ke arah ide-ide bagus. Melalui program pelatihan, sistem reward, dan
komunikasi, perusahaan terus berusaha
untuk mendemokratisasikan inovasi.
D.PROSES INOVASI
Proses inovasi adalah
serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh individu atau organisasi, mulai dari
sadar atau tahu adanya inovasi sampai menerapkan (implementasi) inovasi. Dalam
mempelajari proses inovasi, para ahli menggunakan berbagai model untuk mengidentifikasi
kegiatan apa saja yang dilakukan oleh individu ataupun organisasi selama proses
itu berlangsung. Berikut contoh model proses inovasi yang berorientasi pada
individual dan organisasi :
Model yang
Berorientasi pada Individual : Rogers & Shoemaker (1971).
Model yang
Berorientasi pada Organisasi : Zaltman, Duncan & Holbek (1973).
I. Tahap permulaan
(inisiasi)
1. Langkah pengetahuan dan kesadaran.
2.
Langkah
pembentukan sikap terhadap inovasi.
3. Langkah keputusan.
II. Tahap Implementasi
1. Langkah awal implementasi.
2. Langkah kelanjutan pembinaan
Berikut penjelasan
mengenai model di atas :
I. Tahap Permulaan
(initiation stage)
1. Langkah pengetahuan dan kesadaran.
Sebelum inovasi dapat diterima, calon penerima harus sudah
menyadari bahwa ada inovasi dan dengan demikian ada kesempatan untuk
menggunakan inovasi dalam organisasi. Jika kita lihat kaitannya dengan
organisasi maka adanya kesenjangan penampilan dapat mendorong untuk mencari
suatu inovasi.
2.
Langkah
pembentukan sikap terhadap inovasi
Ada dua sikap yang akan ditunjukkan oleh anggota organisasi
terhadap adanya inovasi :
a.
Sikap
terbuka terhadap inovasi, yang ditandai dengan :
·
Kemauan
anggota organisasi untuk mempertimbangkan inovasi.
·
Mempertanyakan
inovasi (sceptic).
·
Merasa
bahwa inovasi akan dapat meningkatkan kemampuan organisasi dalam menjalankan
fungsinya.
b.
Memiliki
persepsi tentang potensi inovasi yang ditandaidengan adanya pengamatan yang
menunjukkan :
·
Bahwa
ada kemampuan bagi organisasi untuk menggunakan inovasi.
·
Organisasi
pernah mengalami keberhasilan pada masa lalu dengan menggunakan inovasi.
c.
Adanya
komitmen atau kemampuan untuk bekerja dengan menggunakan inovasi serta siap
untuk menghadapi kemungkinan timbulnya masalah dalam penerapan inovasi.
3.
Langkah
pengambilan keputusan
Pada langkah ini segala informasi tentang potensi inovasi di
evaluasi. Jika unit pengambilan keputusan dalam organisasi menganggap bahwa
inovasi itu memang dapat diterima dan ia senang untuk menerimanya maka inovasi
akan diterima dan diterapkan dalam organisasi. Begitupun sebaliknya. Hal yang
harus diperhatikan adalah pengumpulan informasi sebanyak-banyaknya mengenai
inovasi yang akan diterima/ditolak agar tidak terjadi kesalahan dalam
pengambilan keputusan.
II. Tahap Implementasi
(Penerapan)
Pada tahap ini
kegiatan yang dilakukan oleh para anggota organisasi ialah menggunakan dan
menerapkan inovasi. Ada dua langkah yang harus dilakukan, yaitu :
1. Langkah awal implementasi.
Pada
langkah ini organisasi mencoba menerapkan sebagian inovasi.
2. Langkah kelanjutan oembinaan
penerapan inovasi.
Jika pada
penerapan awal telah berhasil, para anggota telah mengetahui dan memahami
inovasi serta memperoleh pengalaman dalam menerapkannya maka tinggal
melanjutkan dan menjaga kelangsungannya.
Sumber:
http://kotakklasik.blogspot.com/2015/02/berbagi-lewat-kreativitas.html
https://generusindonesia.wordpress.com/2013/05/16/budaya-organisasi/
http://robymaulana.blogspot.com/2011/02/inovasi-dalam-organisasi.html
http://kharismadio.blogspot.com/2013/06/pengertian-dan-fungsi-budaya-organisasi.html
http://abdilahkhusu25.blogspot.com/2013/05/budaya-kreativitas-dan-inovasi.html
https://safarael.wordpress.com/2014/05/04/budaya-kreativitas-dan-inovasi-teori-organisasi-umum-2/
https://safarael.wordpress.com/2014/05/04/budaya-kreativitas-dan-inovasi-teori-organisasi-umum-2/
Komentar
Posting Komentar